Jumat, 05 Desember 2008

Update Hasil Penelitian AI Wasito

Dari Redaksi PI
www.poultryindonesia.com. Duet peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM - Yogyakarta, yaitu : Prof. drh. R. Wasito dan Prof. drh. Hastari Wuryastuty, yang sebelumnya telah membuktikan peran lalat rumah sebagai vektor (perantara) mekanis maupun biologis virus Avian Influenza (AI), kini telah berhasil merampungkan sekuensing virus AI dari lalat dan ayam. Menurut Wasito (19/10), dari hasil analisa sementara pihaknya, virus AI yang berasal dari lalat dan ayam petelur sangat menjanjikan untuk dijadikan master seed vaksin AI maupun alat deteksi cepat virus AI.


Dari isolat AI (H5N1) yang berasal dari lalat dan ayam Indonesia yang dikoleksi oleh Hastari dan Wasito, hasil sekuensing menunjukkan bahwa : sekuen 3 isolat AI dari ayam benar-benar sama satu sama lainnya. Hal serupa juga terbaca pada sekuen 2 isolat AI dari lalat –keduanya sama.
Wasito menambahkan, dari hasil sekuensing menunjukkan adanya perbedaan 12 basa antara isolat AI dari ayam dan lalat. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa isolat AI lalat kekerabatannya lebih mendekati isolat AI strain Hongkong, Korea, dan Vietnam. Sementara isolat AI ayam kekerabatannya lebih mendekati isolat AI strain Indonesia.

“Lalat yang dikoleksi berasal dari Maros, Tasikmadu, Solo, Sukoharjo. Sedangkan ayamnya berasal dari Semarang dan Cilacap. Penelitian ini bekerjasama dengan Prof. Roger K. Maes, Head of Virology Section, Department of Microbiology and Public Health, Michigan State University, East Lansing, Michigan, USA,” urai Wasito.

Sebagaimana diketahui, selama 2 tahun terakhir kedua ilmuwan ini telah melakukan penelitian untuk mengetahui potensi lalat sebagai vektor biologis virus AI. Keduanya telah mendatangi kembali peternakan dengan sejarah pernah, belum pernah, dan sedang terserang AI, di daerah Maros, Tasikmadu, Malang, dan Tulung Agung. Mengambil sampel lalat, kemudian melakukan pengujian laboratorium imunologi molekuler dengan antibodi spesifik monoklonal untuk virus AI H5N1. Wasito menjelaskan, berdasarkan penelitian tersebut telah dibuktikan keberadaan virus AI di saluran reproduksi maupun bagian abdominalnya (bagian kutikula dan serabut otot) dalam keadaan hidup, dengan titer (jumlah) virus 2^10. “Hasil penelitian ini merupakan peringatan bagi peternak karena tingkat efektivitas virus di lalat untuk menginfeksi ayam sangat tinggi –di atas ambang batasnya yaitu 2^4,” tegas Wasito.

Melalui penelitian tersebut, keduanya tidak menyangsikan peran lalat rumah sebagai vektor mekanis namun juga vektor biologis untuk virus AI. Menurut Wasito, dari pemeriksaan lalat selama 3 tahun berturut-turut, menunjukkan bahwa virus AI mampu bercokol di lalat selama 25 generasi (hasil pemeriksaan positif terhadap AI). Oleh sebab itu, Wasito menegaskan pentingnya program pengendalian lalat sebagai bagian dari biosekuriti. Karena tanpa disadari selama ini ada berjuta-juta lalat yang semula dianggap kecil perannya untuk menyebarkan virus AI, ternyata malah sebaliknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar